Emisi gas rumah kaca yang semakin meningkat sangat berdampak pada kenaikan suhu global, dan setiap 1 derajat kenaikan suhu sudah cukup untuk memicu perubahan iklim.
Perubahan iklim berarti perubahan karakteristik alam, badai semakin sering terjadi, gunung berapi semakin aktif, gempa semakin sering terjadi, dan lain sebagainya. Sebenarnya ini adalah proses alam dalam rangka mencapai keseimbangan, namun dampaknya buat manusia, sangat tidak baik.
Apakah hanya sebatas itu ?
Ternyata tidak, meningkatnya kadar CO2 juga ternyata berdampak pula pada tumbuhan, salah satunya padi.
Perubahan iklim berarti perubahan karakteristik alam, badai semakin sering terjadi, gunung berapi semakin aktif, gempa semakin sering terjadi, dan lain sebagainya. Sebenarnya ini adalah proses alam dalam rangka mencapai keseimbangan, namun dampaknya buat manusia, sangat tidak baik.
Apakah hanya sebatas itu ?
Ternyata tidak, meningkatnya kadar CO2 juga ternyata berdampak pula pada tumbuhan, salah satunya padi.
Peningkatan emisi gas rumah kaca ternyata dapat mengurangi kandungan nutrisi pada padi. Para peneliti menemukan fakta bahwa padi yang ditanam di wilayah dengan konsentrasi karbondioksida tinggi, kadar vitaminnya lebih rendah.
Studi ini dilakukan oleh Kristie Ebi, peneliti kesehatan masyarakat dari University of Washington. Dia mengatakan, “jika kita tidak melakukan apapun, maka itu akan memberikan dampak negatif pada kesehatan manusia”.
Penelitian dilakukan di Jepang dan Tiongkok dengan uji coba pada 18 varian padi yang ditanam di luar ruangan dengan kadar karbondioksida tinggi, hasilnya padi kehilangan kandungan vitamin B1, B2, B5, B9, dan 30% folat.
Penelitian sebelumnya juga menunjukan ada penurunan protein, zat besi, dan seng !!.
Tumbuhan menyerap karbondioksida untuk pertumbuhan, dan jika konsentrasi karbondioksida di udara meningkat, penyerapan tumbuhan terhadap gas ini juga akan meningkat.
Yang menjadi masalah, metabolisme padi tidak mampu mengimbangi jumlah karbon yang diserap. Akibatnya, padi hanya mampu menyerap sedikit nutrisi dari tanah saat tumbuh.
Sebenarnya, karbondioksida dapat memicu tumbuhan tumbuh lebih banyak, namun percuma saja hasil panen meningkat jika kualitasnya menurun.
Lebih jauh, menurut Chuck Rice, profesor agronomi di Kansas state University mekanisme ini tidak hanya terjadi pada padi, namun berlaku pula pada tumbuhan dan makanan pokok lainnya.
“Sebuah eksperimen lain juga menunjukan bahwa protein pada gandum berkurang 2 - 20% dilingkungan dengan paparan CO2 yang tinggi”, katanya.
Ini sungguh mengkhawatirkan, jika terus terjadi akan mempengaruhi kelangsungan hidup manusia. Jadi sekecil apapun yang bisa kita lakukan untuk menjaga keseimbangan lingkungan, lakukanlah dari sekarang.
Salam Apresiasi