Struktur hutan tropis adalah cara pengaturan atau pengorganisasian tumbuhan dalam hutan tropis. Pengaturan hutan tersebut dapat dilihat berdasarkan stratifikasi vertikal atau pengelompokan Synusia. Stratifikasi vertikal menggambarkan tingkatan tajuk dari pohon tertinggi hingga tumbuhan bawah yang ada dilantai hutan, sedangkan pengelompokan synusia adalah pengelompokan tumbuhan berdasarkan relung ekologi, peran atau bentuk hidupnya.
Pengelompokan synusia yang sederhana misalnya pohon, semak, liana, epifit dan parasit. Pohon dan semak tergolong kedalam kelompok tumbuhan yang secara mekanik bebas, karena kelompok tersebut tidak tergantung tumbuhan lain untuk mencapai sinar matahari atau menggunakan pohon lain sebagai penopang tumbuhnya. Liana, epifit dan parasit sangat tergantung pada tumbuhan lain baik sebagai penopang untuk mendapatkan sinar matahari atau bahan makanan (hara).
Kelompok synusia yang bebas terlihat secara vertikal membentuk tingkatan-tingkatan berdasarkan ketinggian tajuk. Stratifikasi yang demikian menjadi ciri utama hutan tropis.
Stratifikasi dimulai pada pohon tertinggi dengan tajuk rata-rata 45 s/d 55 meter. Pohon dengan tajuk tertinggi tersebut biasanya mempunyai tajuk yang tidak menyambung dari satu individu ke individu yang lain. Pohon tersebut hidup sendiri-sendiri atau berkelompok, tampak menonjol dibandingkan dengan strata dibawahnya. Strata pohon teratas ini sering disebut sebagai strata A. Strata A seringkali ditempati oleh jenis-jenis pohon anggota famili Dipterocarpaceae (meranti-merantian).
Dibawah atrata A terbentuk strata B dengan ketinggian tajuk sekitar 30 s/d 35 meter. Tajuk dalam strata B tersusun lebih rapat dan jika dilihat dari atas, tampak bahwa kekosongan pada tajuk yang ditempati strata A ditutupi oleh tajuk strata B. meskipun demikian masih terdapat celah tajuk pada strata B. Beberapa jenis pohon dari strata B masih dapat tumbuh untuk mengisi strata A dalam perkembangan lebih lanjut.
Dalam strata C lebih sedkit ditemukan celah tajuk sehingga kerapatan percabangan paling banyak ditemukan pada strata ini.
Strata D adalah jenis tumbuhan dengan ketinggian sekitar 1 meter. Jenis tersebut dapat berupa pohon muda, palem, dan paku-pakuan berukuran besar. Strata dibawahnya adalah strata E yang ditempati oleh anakan pohon, semak dan paku. Strata D dan E umumnya tumbuh terpencar tanpa kontinuitas tajuk dari satu individu ke individu lainnya.
Pembentukan strata ini merupakan suatu strategi bagi tumbuhan untuk dapat menggunakan sumber energi yaitu cahaya matahari secara efisien.
Comments
Post a Comment