Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan.
Makhluk hidup berdasarkan ukurannya digolongkan menjadi mikroorganisme dan makroorganisme.
Makhluk hidup berdasarkan ukurannya digolongkan menjadi mikroorganisme dan makroorganisme.
Dalam lingkungan hutan, komponen biotik tersebut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah. Vegetasi memiliki andil yang cukup besar didalamnya, karena salah satu bahan utama pembentukan tanah adalah dari vegetasi yang berkembang dilingkungan tersebut.
Tahapan pertama pengaruh vegetasi terhadap tanah adalah perubahan iklim mikro tanah. Selain itu adalah intersepsi curah hujan dan modifikasi suhu dan kelembaban permukaan tanah.
Tanah dan vegetasi secara bersamaan berubah sejalan dengan waktu. Tanah berkembang dari tanah muda, begitu juga vegetasi mengalami suksesi dengan tahapan-tahapannya. Kedua perubahan tersebut dapat saling bergantung dan memepengaruhi. Misalnya pada tanah yang relative muda, vegetasi yang tumbuh hanyalah vegetasi pionir yang dapat bertahan hidup terhadap kondisi miskin hara dan iklim yang ekstrim.
Perkembangan tanah tahap lanjut menciptakan misalnya tanah menjadi lebih cocok untuk pertumbuhan vegetasi yang lebih beragam. Pada saat yang sama vegetasi memodifikasi suhu dan kelembaban permukaan tanah serta menyediakan relung (niche) bagi flora dan fauna tanah sehingga tanah lebih cepat berkembang dengan kehadiran biota tanah yang lebih banyak dan beragam.
Pada sisi yang lain vegetasi mempengaruhi perkembangan tanah dengan menyediakan humus hasil penguraian serasah (litter) yang jatuh dilantai hutan. Hasil penguraian serasah yang berasal dari daun yang sudah mati atau gugur, bunga, buah, ranting, cabang atau dahan, dan juga pohon yang mati.
Hladik dan Hladik (1972), menduga bahwa terdapat sekitar 5 sampai 13 ton serasah pertahun yang jatuh kelantai hutan dikawasan tropis. Namun kecepatan serasah tersebut seimbang dengan kecepatan penimbunannya dilantai hutan.
Serasah yang jatuh dalam lingkungan iklim yang lembab dan cukup panas melapuk secara mekanika, kimiawi dan biologis. Kumbang dan larva bekerja dengan kecepatan sangat tinggi dan efektif misalnya menghancurkan pohon yang tumbang.
Kumbang |
Jamur |
Peran lain dimainkan oleh semut yang jumlah spesiesnya mencapai ribuan dengan ukurannya berkisar antara 3 s/d 30 mm. semut juga berperan pada tahap awal penghancuran secara mekanik dengan memotong serasah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga dapat dipindahkan kesarangnya.
Tahapan lebih lanjut adalah peranan cacing tanah, milopoda, jamur dan bakteri yang bekerja sangat efektif dalam lingkungan iklim mikro yang cocok. Secara keselurruhan peran makrobiota tanah ataupun mikrobiota menjamin proses penghancuran dan pengurai serasah menjadi ion yang tersedia bagi akar tumbuhan sebagai hara didalam tanah.
Tahapan lebih lanjut adalah peranan cacing tanah, milopoda, jamur dan bakteri yang bekerja sangat efektif dalam lingkungan iklim mikro yang cocok. Secara keselurruhan peran makrobiota tanah ataupun mikrobiota menjamin proses penghancuran dan pengurai serasah menjadi ion yang tersedia bagi akar tumbuhan sebagai hara didalam tanah.
Cacing |
Semula serasah mempunyai bentuk, tetapi setelah terurai lebih lanjut, bahan organik tersebut menjadi amorf (tidak dapat dikenali lagi bentuk asalnya). Dalam keadaan demikian berarti telah terbentuk humus yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tanah. Humus yang menempati lapisan atas tanah biasanya berwarna gelap dan sarang. Pengertian sarang dalam hal ini adalah tanah yang telah meningkat volume porinya.
Humus berfungsi seperti perekat partikel tanah yang membentuk agregat tanah yang lebih gembur, meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air. Kemampuan istimewa lain dari humus adalah daya serapnya (absorb) terhadap ion, seperti kalsium, kalium, ammonium dan magnesium.
Ion-ion tersebut dapat dilepaskan lagi sehingga dapat diserap oleh akar tumbuhan sebagai hara. Humus juga mendukung aktifitas mikroorganisme sehingga dapat mengurai humus itu sendiri menjadi komponen-komponennya yang lebih sederhana. Ditanah tropis jumlah humus tersebut sangat ditentukan oleh dinamika, strutur dan komposisi vegetasinya.
Jika terdapat gangguan seperti adanya penebangan dan sejenisnya maka kemampuan untuk menghasilkan humus tersebut akan sangat menurun dan memerlukan waktu yang lama hingga vegetasi kembali pulih dan pendauran hara berjalan normal.
Ion-ion tersebut dapat dilepaskan lagi sehingga dapat diserap oleh akar tumbuhan sebagai hara. Humus juga mendukung aktifitas mikroorganisme sehingga dapat mengurai humus itu sendiri menjadi komponen-komponennya yang lebih sederhana. Ditanah tropis jumlah humus tersebut sangat ditentukan oleh dinamika, strutur dan komposisi vegetasinya.
Jika terdapat gangguan seperti adanya penebangan dan sejenisnya maka kemampuan untuk menghasilkan humus tersebut akan sangat menurun dan memerlukan waktu yang lama hingga vegetasi kembali pulih dan pendauran hara berjalan normal.
Comments
Post a Comment