Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

Ekspedisi APRAK : Pantai Pangandaran

Sabtu, 30 November 2013 kami komunitas APRAK melakukan ekspedisi kecil ke Pantai Pangandaran. Tujuannya adalah untuk mencoba traveling ala temen-temen dari komunitas Backpacker. Kami berangkat sabtu sore 30 November 2013 dan pulang minggu sore 01 Desember 2013. Berikut review dari ekspedisi kecil kami :

Mountaineering, arti definisi

Secara bahasa, montaineering berarti pendakian gunung/ mendaki gunung. Mendaki berarti melakukan suatu kegiatan yang dimulai dari titik terendah menuju titik tertinggi, dalam hal ini objeknya sudah tentu gunung. Menurut wikipedia, gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol diatas wilayah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan tektonik lempeng, gerakan orogenik atau gerakan epeirogenik. Pegunungan merupakan kumpulan atau barisan gunung.

Mountaineering, Sensasi dan Sejarahnya

Garut-Pameungpeuk Dilingkungan atau sekitar kita mungkin hanya beberapa orang yang suka dengan kegiatan yang satu ini, yaitu mountaineering atau mendaki gunung. Atau mungkin juga apresiasi terhadap kegiatan ini masih sedikit kurang. Bagi orang yang belum pernah melakukannya mungkin dan hampir pasti tidak akan pernah tahu sensasi darin kegiatan ini. Dan kebanyakan hanya rasa takut yang terbayang.

Hutan Bakau (Hutan Mangroove)

  Di Indonesia hutan mangroove disebut sebagai hutan bakau atau hutan payau. Vegetasi mangroove nampak agak seragam, selalu hijau dan berkembang dengan baik didaerah berlumpur yang berada dalam jangkauan pasang surut air laut. Di pantai berpasir atau pantai berbatu serta gosong karang berpasir atau berlumpur, kalaupun terdapat mangroove tumbuhnya kurang baik. Hutan mangroove ditandai adanya bentukan akar sebagai “akar udara” ( aerofor , akar cerutu, ditemukan pada banyak penggenangan habitat pasir-kerikil, misalnya akar Sonneratia Acida ); “akar tunjang” ( stilt root , pada habitat lembek, lumpur, misalnya akar Rhyzopora mucronata ) dan “akar lutut” ( kne root , pada penggenangan jarang, misalnya akar Brugugeira gymnorhiza ).

Ekspedisi seru : Curug Sabuk

Selasa, 12 Maret 2013 kami komunitas APRAK (Apresiasi Alam dan Kreatifitas) mencoba melakukan ekspedisi ke Curug Sabuk di wilayah Sumedang. Kami sebut ekspedisi, karena memang di antara kami belum pernah ada yang pernah menginjakan kaki disana. Informasi yang kami dapat pun cukup simpang siur, sebagian mengatakan lokasi curug tersebut berada di wilayah gunung Kareumbi, sebagian lagi bilang berada di desa Sukajaya, ada juga yang mengatakan di desa Margamekar. Berbekal informasi tersebut, akhirnya kami meluncur menuju lokasi. Perjalanan dimulai dari Halte SAMSAT Sukarno-Hatta Bandung (deket carefour Kiaracondong) menuju terminal DAMRI Tanjungsari Sumedang. Dari Tanjungsari perjalanan dilanjut dengan menggunakan angkot menuju Dusun Nangorak Desa

Hutan Rawa dan Hutan Mangrove

  A. Hutan Rawa Pada umumnya hutan rawa ditemukan disekitar danau atau sungai tenang yang terlindung, pada pinggiran air tergenang, dan dalam lekuk. Hutan dalam rawa gelagah demikian itu serupa dengan rawa iklim sedang dan biasanya terdiri dari tumbuhan monokotil tegak, seperti misalnya spesies gelagah ( Phragmites ), papirus ( Cyperus Papyrus ), ekor kucing ( Typha ). Akar tumbuhan ini terendam, sedangkan tunasnya berada jauh diatas permukaan air. Akar dan tunasnya yang terendam air mempunyai rongga udara untuk membantu pengudaraan. Vegetasi rawa menghuni habitat berair tawar, pH masam sampai sangat masam dan jarang terdapat pH sampai 6, kecuali pada saat kondisi setelah hujan. Permukaan air yang turun naik menyebabkan terjadinya pengeringan tanah secara periodik yang membantu proses perubahan kimia tanah atau mempercepat laju dekomposisi bahan organik.

Rencana Hiking ke Curug Sabuk

Profil Secara geografis Curug Sabuk terletak di Desa. Sukajaya Kec. Sumedang Selatan dan merupakan bagian dari Kawasan Pegunungan Kareumbi. Start Point : Dusun Nangorak, Desa Margamekar, Kec. Sumedang Selatan, Kab. Sumedang Waktu : Selasa, 12 maret 2013

Hutan Musim dan Hutan Gambut

A. Hutan Musim Didaerah tropis basah terdapat sejumlah besar hutan dengan satu atau dua musim kering yang sangat nyata (musim kering biasanya diberi batasan sebagai massa paling sedikit satu bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm).  Ditempat ini hutannya tidak begitu subur, komposisinya terdiri dari hutan meranggas dan tidak meranggas (hijau abadi). Selama musim kering, banyak dari daun pepohonan luruh. Tingkat peranggasan dalam musim kering tergantung pada kekeringan dan lamanya musim kering.  Secara ekologi , hutan tropis berirama musiman. Hutan ini terutama terjadi karena sifat curah hujan musiman (biasanya hujan muson ) dan jumlah total curah hujan yang nisbi lebih sedikit. Pada umumnya, hutan ranggas tropis ditemukan pada pinggiran hutan hujan tropis di Afrika, Madagaskar, Indonesia, Amerika tengah dan Selatan, tetapi hutan ini termasuk juga hutan yang dideskripsi sebagai hutan muson yang ditemukan di India, Myanmar, Indocina dan Australia bagian utara.

Pembagian Hutan Hujan Tropis

Salam apresiasi buat temen-temen APRAK semua, selamat datang lagi di halaman ini tentunya halaman aprak-we.blogspot.com. Senang rasanya bila kami dari lungkungan komunitas keluarga APRAK dapat berbagi dan berkomunikasi dengan temen-temen dunia maya semua.   So…, kami tunggu komen-komen nya ya…   Baiklah, melanjutkan materi selanjutnya tentang Ekologi Hutan Tropis, sekarang kita akan membahas tentang pembagian hutan hujan tropis berdasarkan ketinggiannya. Berdasarkan ketinggiannya, hutan hujan tropis dapat di bagi menjadi tiga, yaitu :     Hutan Hujan Bawah     Hutan Hujan Tengah dan     Hutan Hujan Atas

Hutan Hujan Tropis

Salam Apresiasi,, Apa kabar teman-teman APRAK semua, semoga semua dalam keadaan baik ya… Semoga juga teman-teman APRAK tidak bosan untuk terus berkunjung ke blog apra k ini. Baiklah teman-teman, kita akan melanjutkan materi sebelumnya yaitu tentang Hutan tropis. Materi yang akan kita bahas kali ini adalah tentang “Hutan Hujan Tropis” Hutan hujan tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap, yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa atau terletak diantara garis . Curah hujan dikawasan hutan hujan tropis berkisar antara 2000 s/d 4000 mm setiap tahunnya. Suhu udaranya sekitar dan seragam, dengan kelembaban udara rata-rata sekitar 80% dan tumbuh didataran rendah hingga ketinggian 1200 mdpl.   Vegetasi yang tumbuh dan berkembang membentuk hutan hujan tropis memiliki karakteristik tersendiri dan memiliki manfaat atau fungsi tertentu sebagai berikut :

Tipe Hutan Tropis

Tropika adalah daerah di permukaan Bumi, yang secara geografis berada di sekitar ekuator, yaitu yang dibatasi oleh dua garis lintang 23.5 derajat LS dan 23.5 derajat LU atau Garis Balik Utara (GBU, Tropic of Cancer ) di utara dan Garis Balik Selatan (GBS, Tropic of Capricorn ) di selatan. Area ini terletak di antara 23.5° LU dan 23.5° LS , dan mencakup seluruh bagian Bumi yang dalam setahun mengalami dua kali saat Matahari tepat berada di atas kepala (di utara GBU dan di selatan GBS Matahari tidak pernah mencapai ketinggian 90° atau tepat di atas kepala). 

Faktor Biotik dalam pembentukan Tanah

Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan.  Makhluk hidup berdasarkan ukurannya digolongkan menjadi mikroorganisme dan makroorganisme. Dalam lingkungan hutan, komponen biotik tersebut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah. Vegetasi memiliki andil yang cukup besar didalamnya, karena salah satu bahan utama pembentukan tanah adalah dari vegetasi yang berkembang dilingkungan tersebut. Tahapan pertama pengaruh vegetasi terhadap tanah adalah perubahan iklim mikro tanah. Selain itu adalah intersepsi curah hujan dan modifikasi suhu dan kelembaban permukaan tanah.

Geomorfologi Tanah

Pemahaman yang lebih baik dari sifat fisika dan kimia tanah kawasan tropis selayaknya dilihat dari awal proses pembentukan tanahnya. Proses pembentukan tersebut lebih lanjut dipelajari dalam cabang ilmu khusus yang disebut geomorfologi .  Geomorfologi adalah "ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri" . Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam. Tanah sebagai unsur utama pembentuk bentang alam ( landscape ) terbentuk dari interaksi yang sangat kompleks dari faktor iklim, bahan induk ( parent material ) atau batuan induk ( parent rock ), vegetasi dan makhluk hidup lain, seperti biota tanah, topografi, aktifitas manusia, erosi, gejala tektonik, vulkanik, sedimentasi dan sebagainya.

Tanah Hutan Tropis

Tanah adalah akumulasi tumbuhan alam yang bebas dan menduduki sebagian besar lapisan atas permukaan bumi. Ada empat lapisan dari tanah yakni, lapisan tanah atas ( topsoil ), lapisan tanah bawah ( subsoil ), lapisan batuan induk terlapuk ( regalith ) dan lapisan batuan induk ( bedrock ). Tanah lapisan paling atas umumnya sangat subur. Hal ini karena lapisan tanah atas bercampur dengan humus.Tanah yang kaya dengan humus berwarna lebih hitam dibandingkan jenis tanah yang lain.

Iklim Mikro di Hutan Hujan Tropis

Air sebagai pemasok uap air diudara dalam hutan berasal dari dua sumber, yaitu : Air dari permukaan yang basah, ranting, daun atau lantai hutan. Transpirasi aktif tumbuhan melalui stomata didaun.