Skip to main content

Geomorfologi Tanah

DSC02934
Pemahaman yang lebih baik dari sifat fisika dan kimia tanah kawasan tropis selayaknya dilihat dari awal proses pembentukan tanahnya. Proses pembentukan tersebut lebih lanjut dipelajari dalam cabang ilmu khusus yang disebut geomorfologi

Geomorfologi adalah "ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri". Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam.

Tanah sebagai unsur utama pembentuk bentang alam (landscape) terbentuk dari interaksi yang sangat kompleks dari faktor iklim, bahan induk (parent material) atau batuan induk (parent rock), vegetasi dan makhluk hidup lain, seperti biota tanah, topografi, aktifitas manusia, erosi, gejala tektonik, vulkanik, sedimentasi dan sebagainya.

Pembentukan tanah yang dipengaruhi banyak faktor seperti diatas, berlangsung secara bertahap dalam waktu yang lama, yaitu dari tanah muda sampai tanah yang telah lanjut berkembang. 

Satuan waktu tersebut dapat ribuan hingga jutaan atau bahkan milyaran tahun. 

Oleh karena itu satuan waktu evolusi tersebut juga sering dinamakan waktu geologi. Mengingat pentingnya peranan waktu tersebut maka waktu juga dapat dianggap sebagai salah satu faktor pembentuk tanah.

Beberapa pakar menyebutkan bahwa bahan dan batuan induklah yang menentukan sifat fisika dan kimia tanah yang akan terbentuk. Hal tersebut mengingat bahwa bahan atau batuan induk menjadi bahan baku pertama yang berubah menjadi tanah sejalan dengan perubahan waktu. 

Jenis batuan tersebut dengan demikian sangat menentukan arah perkembangan dan pembentukan tanah tahap berikutnya, misalnya kekayaan hara dan ph tanah. 

Pendapat lain menyebutkan bahwa faktor iklim yang sangat menentukan, apapun jenis bahan dan batuan induk jika kondisi iklimnya sama maka hasil akhir tanah yang terbentuk tetap sama. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa vegetasi dan biotalah yang menjadi penentu sifat fisika dan kimia tanah.

Vegetasi akan mampu mengubah iklim mikro yang pada gilirannya menjadi salah satu faktor pembentuk tanah. Vegetasi juga berperan penting dalam pendauran hara dan menjamin kehidupan biota tanah yang akan menentukan kesuburan tanah atau ketersediaan hara. Terlepas dari pertentangan pendapat tersebut, kiranya dapat dilihat bahwa bahan induk, vegetasi, waktu, iklim, topografi, dan lainya secara bersamaan membentuk tanah hingga perkembangannya menjadi tanah dewasa. 

"Seluruh faktor tersebut secara bersamaan adalah keseimbangan suatu system ekologi yang disebut sebagai ekosistem"

Batuan yang terdedah (exposed) terhadap udara luar akan mangalami perubahan baik secara fisika maupun kimia. Perubahan sifat fisika misalnya terjadi karena pemanasan dan pendinginan terhadap batuan yang langsung terkena sinar matahari. 

Didaerah tropis yang lembab dan basah, batuan yang terdedah tersebut dipercepat perubahan kimianya dengan kehadiran air sebagai pelarut dan sekaligus pereaksi.

Air juga berperan dalam proses pengangkutan dan sedimentasi tanah. Pengangkutan tanah dimulai dari peristiwa erosi yang disebabkan oleh pukulan butiran hujan yang jatuh dipermukaan tanah. 

Didalam hutan butiran hujan tersebut sebenarnya telah ditahan pukulannya melalui tajuk pohon. Selain itu adanya stratifikasi tajuk hingga semak yang akhirnya masih ditahan oleh serasah dilantai hutan yang juga dapat mengurangi energi jatuhan air hujan. Namun demikian, air yang mengalir melalui batang juga dapat membentuk aliran permukaan yang menghanyutkan lapisan atas tanah. 

Pengangkutan butiran tanah yang terlepas tersebut berlangsung lebih intensif pada permukaan tanah yang miring. Jika energi dari aliran permukaan tersebut tidak mampu lagi mengangkut tanah yang terkikis maka tanah mulai diendapkan. 

"Pada keadaan inilah proses sedimentasi dimulai."

Sedimentasi yang membentuk tanah alluvial merupakan salah satu mekanisme pembentukan tanah. Tanah alluvial sering disebut-sebut sebagai tanah yang cocok untuk penggunaan dibidang pertanian dikawasan tropis. Namun demikian, tidak selalu berlaku umum. Sedimentasi yang menghasilkan tanah yang subur hanya jika sedimentasi tersebut memang berasal dari tanah yang tererosi yang juga subur.

Pembentukan tanah lainnya yang disitilahkan dengan podsolisasi dan laterisasi merupakan terminologi yang digunakan pada proses pembentukan tanah yang mengarah pada hasil akhir tanah podsolik dan latosol. 

Konsep tersebut sebenarnya digunakan pada masa-masa awal perkembangan ilmu tanah. Dekade terakhir ini telah dibuat suatu sistem klasifikasi dan pedogenesis yang jauh lebih komprehensif dan rinci.

Comments

Popular posts from this blog

Hutan Rawa dan Hutan Mangrove

  A. Hutan Rawa Pada umumnya hutan rawa ditemukan disekitar danau atau sungai tenang yang terlindung, pada pinggiran air tergenang, dan dalam lekuk. Hutan dalam rawa gelagah demikian itu serupa dengan rawa iklim sedang dan biasanya terdiri dari tumbuhan monokotil tegak, seperti misalnya spesies gelagah ( Phragmites ), papirus ( Cyperus Papyrus ), ekor kucing ( Typha ). Akar tumbuhan ini terendam, sedangkan tunasnya berada jauh diatas permukaan air. Akar dan tunasnya yang terendam air mempunyai rongga udara untuk membantu pengudaraan. Vegetasi rawa menghuni habitat berair tawar, pH masam sampai sangat masam dan jarang terdapat pH sampai 6, kecuali pada saat kondisi setelah hujan. Permukaan air yang turun naik menyebabkan terjadinya pengeringan tanah secara periodik yang membantu proses perubahan kimia tanah atau mempercepat laju dekomposisi bahan organik.

Curah Hujan

Curah hujan dinyatakan sebagai tinggi air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi, dan infiltrasi kedalam tanah. Curah hujan merupaka ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 mm, artinya dalam luasan 1 meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 mm atau tertampung air sebanyak 1 liter. Curah hujan kumulatif merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu kumulatif tersebut. Dalam periode musim, rentang waktunya adalah rata-rata panjang musim pada masing-masing daerah perkiraan musim.

Aliran Permukaan, Evaporasi dan Infiltrasi

Pada artikel sebelumnya, yaitu tentang curah hujan sempat di singgung tentang aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi. Ketiga hal tersebut akan selalu terjadi didalam suatu siklus hidrologi. Secara sederhana, aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi di artikan sebagai proses mengalirnya bagian dari curah hujan diatas permukaan tanah, proses penguapan dan penyerapan air kedalam tanah. Pengertian aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi adalah sebagai berikut : Aliran Permukaan Aliran permukaan merupakan bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan tanah menuju sungai, danau dan lautan (Asdak, 1995) . Menurut Arsyad (2010) , aliran permukaan adalah air yang mengalir diatas permukaan tanah dan mengangkut bagian-bagian tanah. Aliran permukaan terjadi apabila intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah, dalam hal ini tanah telah jenuh air. Sifat aliran permukaan seperti jumlah atau volume, laju atau kecepatan, dan gejolak aliran permukaan menentukan k