Skip to main content

Mountaineering, arti definisi

IMG_4066
Secara bahasa, montaineering berarti pendakian gunung/ mendaki gunung. Mendaki berarti melakukan suatu kegiatan yang dimulai dari titik terendah menuju titik tertinggi, dalam hal ini objeknya sudah tentu gunung.
Menurut wikipedia, gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol diatas wilayah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan tektonik lempeng, gerakan orogenik atau gerakan epeirogenik. Pegunungan merupakan kumpulan atau barisan gunung.

Berdasarkan definisi diatas, berarti ada dua buah titik yang menentukan suatu permukaan tanah layak di sebut sebagai gunung yaitu titik terendah dimana titik tersebut adalah titik dengan ketinggian yang sama dengan wilayah sekitarnya. Yang kedua adalah titik tertinggi yaitu titik yang memiliki ketinggian jauh diatas ketinggian wilayah sekitarnya. Karena pengaruh gravitasi, terbentuklah sudut kemiringan tertentu dari titik terendah menuju titik tertingginya (puncak).
Sudut kemiringan yang terbentuk menuju puncak sangat bervariasi, sehingga dalam mountaineering terdapat tiga jenis pendakian,yaitu :
1. Hill walking.
Merupakan perjalanan pendakian bukit-bukit yang landai. Dalam pendakian ini peralatan tambahan/ alat bantu belum begitu diperlukan, perjalanan cukup digunakan hanya menggunakan dua kaki.
Berdasarkan pengalaman pendakian yang sudah dilakukan oleh APRAK, jalur pendakian yang bisa di lalui denga teknik ini antara lain jalur Jaya Giri-Tangkuban Parahu. Sudut kemiringan jalur ini berkisar antara 20 s/d 45 derajat.
2. Scrambling
Merupakan pendakian pada tebing yang tidak terlalu terjal. Biasanya tebing dengan kemiringan lebih dari 45 derajat, keseimbangan tubuh dalam pendakian dengan hanya menggunakan kedua kaki sudah sulit untuk dipertahankan. Disini bantuan tangan sudah mulai diperlukan untuk mempertahankan posisi tubuh agar tetap seimbang. Contoh jalur pendakiannya adalah jalur pendakian gunung Manglayang via Barubeureum.
3. Climbing
Merupakan pendakian tebing batu yang terjal. Dalam pendakian ini, mutlak diperlukan alat-alat bantu khusus untuk keamanan dan keselamatan para pendaki.
IMG_4103
Dalam mountaineering, pengetahuan medan dan teknik pendakian mutlak diperlukan oleh setiap pendaki. Sehingga bisa tercipta pendakian yang sehat, dimana keamanan dan keselamatan para pendaki dapat dicapai dengan maksimal.
Dalam mountaineering, bukan hanya bagaimana kita dapat menuju puncak, akan tetapi bagaimana pengalaman akan membentuk kepribadian kita dalam mengapresiasi lingkungan alam sekitar.
Kami dari APRAK, salam apresiasi…

Comments

Popular posts from this blog

Hutan Rawa dan Hutan Mangrove

  A. Hutan Rawa Pada umumnya hutan rawa ditemukan disekitar danau atau sungai tenang yang terlindung, pada pinggiran air tergenang, dan dalam lekuk. Hutan dalam rawa gelagah demikian itu serupa dengan rawa iklim sedang dan biasanya terdiri dari tumbuhan monokotil tegak, seperti misalnya spesies gelagah ( Phragmites ), papirus ( Cyperus Papyrus ), ekor kucing ( Typha ). Akar tumbuhan ini terendam, sedangkan tunasnya berada jauh diatas permukaan air. Akar dan tunasnya yang terendam air mempunyai rongga udara untuk membantu pengudaraan. Vegetasi rawa menghuni habitat berair tawar, pH masam sampai sangat masam dan jarang terdapat pH sampai 6, kecuali pada saat kondisi setelah hujan. Permukaan air yang turun naik menyebabkan terjadinya pengeringan tanah secara periodik yang membantu proses perubahan kimia tanah atau mempercepat laju dekomposisi bahan organik.

Curah Hujan

Curah hujan dinyatakan sebagai tinggi air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi, dan infiltrasi kedalam tanah. Curah hujan merupaka ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 mm, artinya dalam luasan 1 meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 mm atau tertampung air sebanyak 1 liter. Curah hujan kumulatif merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu kumulatif tersebut. Dalam periode musim, rentang waktunya adalah rata-rata panjang musim pada masing-masing daerah perkiraan musim.

Aliran Permukaan, Evaporasi dan Infiltrasi

Pada artikel sebelumnya, yaitu tentang curah hujan sempat di singgung tentang aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi. Ketiga hal tersebut akan selalu terjadi didalam suatu siklus hidrologi. Secara sederhana, aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi di artikan sebagai proses mengalirnya bagian dari curah hujan diatas permukaan tanah, proses penguapan dan penyerapan air kedalam tanah. Pengertian aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi adalah sebagai berikut : Aliran Permukaan Aliran permukaan merupakan bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan tanah menuju sungai, danau dan lautan (Asdak, 1995) . Menurut Arsyad (2010) , aliran permukaan adalah air yang mengalir diatas permukaan tanah dan mengangkut bagian-bagian tanah. Aliran permukaan terjadi apabila intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah, dalam hal ini tanah telah jenuh air. Sifat aliran permukaan seperti jumlah atau volume, laju atau kecepatan, dan gejolak aliran permukaan menentukan k