Skip to main content

MISTERI PENAMPAKAN

Jika kita suka film dengan genre sci-fi, maka kita akan dapati penggambaran suatu yang sifatnya mustahil atau semacam pseudoscience menjadi hal yang seolah-olah realistis. Contoh nya saja film The Martian yang dibintangi aktor terkenal Matt Damon, perjalanan manusia dari bumi ke mars yang sampai saat ini belum memungkinkan digambarkan di film ini menjadi hal yang biasa, dan kita sebagai penontonnya pun dibuat memakluminya. Padahal secara pengalaman belum ada satu manusiapun yang pernah mengalaminya.

Berbeda dengan film-film bergenre horor asia, film yang bercerita tentang dunia permakhluk halusan. Disini, semakin jelas penggambaran penampakan makhluk-makhluk nya, justru semakin misteri efeknya. Semakin orang-orang menganggap tahayul cerita-ceritanya, semakin dipandang kolot orang-orang yang menganggap semua itu menakutkan. Padahal dari sisi pengalaman, justru lebih banyak orang yang sudah pernah melihat penampakan hantu dari pada orang yang pernah terbang ke Mars.

Aneh ya ...,

Tapi biarkanlah itu semua, sekarang yang akan saya ceritakan disini untuk anda adalah masalah perhantuannya, atau per dunia ghaib an nya.

Berbicara mengenai hal-hal ghaib semisal penampakan, dikalangan masyarakat sudah banyak sekali yang mengalaminya, bahkan mungkin salah satunya anda. Banyak cerita beredar di sekitar kita tentang pengalaman orang-orang yang bersentuhan dengan alam ghaib ini.

Katakanlah kita berbicara penampakan, banyak sekali versi wujud penampakan yang dialami orang-orang. Dari mulai penampakan pocong, kuntilanak, genderuwo, kelong wewe, kuyang, tuyul, dan lain sebagainya. Berbagai macam versi penampakan ini kemudian disebut dengan hantu, atau ada yang menyebutnya setan, lelembut, makhluk astral, roh dan lain-lain.

Alam tempat mereka tinggal disebut dengan alam ghaib, yaitu suatu alam yang diyakini ada namun tidak bisa diindera oleh kelima indera manusia.

Saya pernah baca dalam sebuah buku (sayang saya lupa bukunya buku apa dan penulisnya siapa) yang menjelaskan jika alam ghaib pun beragam. Dalam artian bertingkat-tingkat, dari mulai alam ghaib yang berisi roh-roh gentayangan dan makhluk-makhluk jahat nan buruk rupa sampai dengan alam nya para malaikat.

Orang yang ingin mengakses keberadaan alam ini harus mengasah keterampilan menggunakan indera keenamnya. Konon indera keenam ini disebut dengan mata batin, dan secara teori indera ini bisa diaktifkan dengan mengkombinasikan antara teknik pernafasan, konsentrasi, dan sugesti.

Teknik pernafasan berupa pengaturan ritme nafas yang biasanya berupa penarikan nafas, pengeluaran nafas dan penahanan nafas. Konsentrasi adalah pemusatan fikiran untuk suatu tujuan tertentu, sedangkan sugesti dalam hal ini biasanya berisi saran-saran yang ditujukan pada diri sendiri yang bisa berupa motivasi, mantera-mantera, ataupun do'a-do'a dan dzikir-dzikir tertentu.

Namun biasanya ini tidak bisa tercapai jika tidak disertai dengan ritual tertentu, seperti misalnya puasa. Para praktisi di bidang ini biasanya menyebutnya dengan lelaku atau tirakat.


Kembali lagi ke masalah penampakan, menarik untuk dikaji mengenai siapakah sebenarnya makhluk-makhluk yang sering menjadi momok menakutkan di masyarakat ini.

Benarkah Eksistensi Mereka ?!

Jika kita gali pengalaman-pengalaman orang yang pernah melihat penampakan, atau kita telusuri informasi dari para praktisi supranatural, kita bisa tarik kesimpulan bahwa makhluk yang sering di sebut hantu ini adalah sebuah makhluk yang memiliki inteligensi atau berakal seperti kita.


Kesimpulan ini bisa kita tarik dari kemampuan mereka berkomunikasi dengan manusia, bahkan konon mereka bahkan berkomunikasi dengan bahasa manusia setempat. Dari sini nampak jelas jika mereka merupakan makhluk cerdas.

selain itu, mereka juga memiliki ciri-ciri sifat layaknya manusia, misalnya di antara mereka ada yang suka usil, jahat, atau mereka juga memiliki sifat marah. Ini bisa kita amati saat mereka memasuki tubuh manusia, jika keinginannya tidak dituruti misalnya, mereka akan menunjukan ekspresi marah.

Kalau begitu, siapa sebenarnya mereka ?

Didunia ini, makhluk cerdas yang dibebani hukum syariat ya hanya dua, manusia dan jin. Manusia kita sudah memakluminya, makhluk kasat mata yang memiliki badan kasar dan bisa di raba oleh panca indera kita.

Karena memang nyatanya kita adalah manusia!!

Bagaimana dengan Jin, siapa makhluk ini, dan dari jenis apa ?

Mari kita simak keterangan-keterangan berikut :

"Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas". Qs. Al-Hijr: 26-27

"Dan Dia menciptakan jin dari nyala api". Qs. Ar Rahman : 15

“Dan ingatlah ketika Kami hadapkan sekumpulan jin kepadamu yang mendengarkan Al-Qur`an. Maka ketika mereka menghadiri pembacaannya lalu mereka berkata: `Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)’. Ketika pembacaan telah selesai, mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata: `Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur`an) yang telah diturunkan setelah Musa, yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Wahai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah, maka dia tidak akan lepas dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata’.” Al-Ahqaf: 29-32

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” Adz-Dzariyat: 56

“Sesungguhnya ia (setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” Al-A’raf: 27

Rasulullah Shallallahu'alaihi wasalam bersabda, 
"Para malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan kepada kalian" 
HR.Muslim : 2996

Syaikh Muqbil bin Hadi Rahimahullah mengatakan, 
“Jin memiliki roh dan jasad. Hanya saja mereka dapat berubah-ubah bentuk dan menyerupai sosok tertentu, serta mereka bisa masuk dari tempat manapun. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kita agar menutup pintu-pintu sembari beliau mengatakan: ‘Sesungguhnya setan tidak dapat membuka yang tertutup’. Beliau memerintahkan agar kita menutup bejana-bejana dan menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala atasnya. Demikian pula bila seseorang masuk ke rumahnya kemudian membaca bismillah, maka setan mengatakan: ‘Tidak ada kesempatan menginap’. Jika seseorang makan dan mengucapkan bismillah, maka setan berkata: ‘Tidak ada kesempatan menginap dan bersantap malam’.” 
(Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin)

Keterangan-keterangan diatas bisa menjadi data yang valid tentang eksistensi makhluk ini, bahwa Allah menciptakan sebuah makhluk cerdas yang dibebani dengan hukum syariat selain manusia.

Mereka memiliki roh dan jasad, serta tinggal di dunia ini berdampingan dengan manusia, hanya saja Allah Subhanahu Wa Ta'ala menutup panca indera kita sehingga mereka tidak terlihat (lihat QS.Al-A’raf: 27).

Memiliki kelebihan dapat berubah bentuk dan mampu masuk dari tempat manapun. Diantaranya ada yang beriman, kafir, dan munafik.

Bagaimana dengan penampakan-penampakan yang ada ?

Kemungkinan besar makhluk ini lah yang berada di belakangnya, karena mereka bisa saja menyerupai wujud yang manusia takuti atau bahkan yang manusia sukai untuk menggoda manusia.

Dengan izin Allah Subhanahu wa ta'ala, mereka bisa berbentuk genderuwo, kuntilanak, pocong, kuyang, atau bahkan menampakan diri dalam wujud orang-orang shaleh agar tipu daya nya berhasil terhadap manusia.


Referensi : salafy.or.id

Comments

Popular posts from this blog

Hutan Rawa dan Hutan Mangrove

  A. Hutan Rawa Pada umumnya hutan rawa ditemukan disekitar danau atau sungai tenang yang terlindung, pada pinggiran air tergenang, dan dalam lekuk. Hutan dalam rawa gelagah demikian itu serupa dengan rawa iklim sedang dan biasanya terdiri dari tumbuhan monokotil tegak, seperti misalnya spesies gelagah ( Phragmites ), papirus ( Cyperus Papyrus ), ekor kucing ( Typha ). Akar tumbuhan ini terendam, sedangkan tunasnya berada jauh diatas permukaan air. Akar dan tunasnya yang terendam air mempunyai rongga udara untuk membantu pengudaraan. Vegetasi rawa menghuni habitat berair tawar, pH masam sampai sangat masam dan jarang terdapat pH sampai 6, kecuali pada saat kondisi setelah hujan. Permukaan air yang turun naik menyebabkan terjadinya pengeringan tanah secara periodik yang membantu proses perubahan kimia tanah atau mempercepat laju dekomposisi bahan organik.

Curah Hujan

Curah hujan dinyatakan sebagai tinggi air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi, dan infiltrasi kedalam tanah. Curah hujan merupaka ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 mm, artinya dalam luasan 1 meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 mm atau tertampung air sebanyak 1 liter. Curah hujan kumulatif merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu kumulatif tersebut. Dalam periode musim, rentang waktunya adalah rata-rata panjang musim pada masing-masing daerah perkiraan musim.

Aliran Permukaan, Evaporasi dan Infiltrasi

Pada artikel sebelumnya, yaitu tentang curah hujan sempat di singgung tentang aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi. Ketiga hal tersebut akan selalu terjadi didalam suatu siklus hidrologi. Secara sederhana, aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi di artikan sebagai proses mengalirnya bagian dari curah hujan diatas permukaan tanah, proses penguapan dan penyerapan air kedalam tanah. Pengertian aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi adalah sebagai berikut : Aliran Permukaan Aliran permukaan merupakan bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan tanah menuju sungai, danau dan lautan (Asdak, 1995) . Menurut Arsyad (2010) , aliran permukaan adalah air yang mengalir diatas permukaan tanah dan mengangkut bagian-bagian tanah. Aliran permukaan terjadi apabila intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah, dalam hal ini tanah telah jenuh air. Sifat aliran permukaan seperti jumlah atau volume, laju atau kecepatan, dan gejolak aliran permukaan menentukan k