Skip to main content

Memilih Sepatu Boots

Pegunungan memiliki permukaan yang sangat fluktuatif. Lembah dan bukit akan selalu ditemui di setiap inchi nya. Bagi setiap praktisi pendakian, keseimbangan dalam melangkah merupakan suatu keharusan. Salah satu alat pendukung nya adalah sepatu.

Sepasang sepatu, bagi para penggiat olah raga mendaki gunung, selain berfungsi sebagai pelindung juga merupakan salah satu alat bantu keseimbangan dalam melangkah. Oleh karena itu, pemilihan sepatu yang tepat perlu di prioritaskan.

Jenis sepatu yan digunakan biasanya adalah sepatu Boots. Secara teknis, pemilihan sepatu boots tergantung dari medan yang akan di tempuh, berat beban yang di bawa dan cuaca. Ada beberapa tipe sepatu Boots yang harus di ketahui oleh seorang pendaki gunung, sbb :


1. Light Hiker atau Trail Boots.

Terbuat dari campuran bahan Fabric (bahan seperti yan dipakai untuk ransel) dan kulit. Solnya fleksibel  dan ringan. Jenis sepatu ini cocok digunakan untuk Day Trips atau perjalanan dengan ransel yang sangat ringan. Jenis ini juga sangat cocok digunakan di area perkemahan.
2. Off Trail Boots.

Terbuat dari kulit hingga bagian atasnya. Solnya memiliki hak dan memiliki ankle support dibagian atasnya. Jenis ini cocok dipakai untuk perjalanan dua atau lima hari dengan ransel ukuran menengah.

3. Rough Trail.

Terbuat dari kulit hingga bagian atasnya. Sedikit tinggi dan memiliki ankle support yang kokoh dan kuat serta sol nya lebih agresif dengan kembang sol yang cukup tajam. Jenis ini cocok dipakai untuk perjalanan panjang dengan ransel ukuran besar dan medan yang berat.
4. Double Boots (Mountaineering Boots).

Lapisan luarnya terbuat dari plastik, dan ada boot lapisan dalamnya. Sol dengan kembang yang agresif, serta ada cantelan crampon. Jenis ini cocok untuk extreme mountaineering pada medan bersalju.
Agar kaki dapat beradaptasi dengan material dari sepatu Boots yang akan di gunakan, sebaiknya kita mencobanya terlebih dahulu berkeliling selama mungkin.  Hindari memakai sepatu boots baru langsung dilapangan karena hal itu dapat mengakibatkan lecet dan membuat perjalanan menjadi tidak nyaman.

Sumber : Dari Berbagai Sumber.

Comments

Popular posts from this blog

Hutan Rawa dan Hutan Mangrove

  A. Hutan Rawa Pada umumnya hutan rawa ditemukan disekitar danau atau sungai tenang yang terlindung, pada pinggiran air tergenang, dan dalam lekuk. Hutan dalam rawa gelagah demikian itu serupa dengan rawa iklim sedang dan biasanya terdiri dari tumbuhan monokotil tegak, seperti misalnya spesies gelagah ( Phragmites ), papirus ( Cyperus Papyrus ), ekor kucing ( Typha ). Akar tumbuhan ini terendam, sedangkan tunasnya berada jauh diatas permukaan air. Akar dan tunasnya yang terendam air mempunyai rongga udara untuk membantu pengudaraan. Vegetasi rawa menghuni habitat berair tawar, pH masam sampai sangat masam dan jarang terdapat pH sampai 6, kecuali pada saat kondisi setelah hujan. Permukaan air yang turun naik menyebabkan terjadinya pengeringan tanah secara periodik yang membantu proses perubahan kimia tanah atau mempercepat laju dekomposisi bahan organik.

Kelembaban Udara

Lingkungan hutan tropis juga dicirikan dengan kelembaban udara yang tinggi. Dalam beberapa kasus, kelembaban udara dapat mencapai titik embun , yaitu kandungan air mencapai jenuh diudara. Di Indonesia kelembaban udara relatif rata-rata 80%. Kelembaban tertinggi misalnya terjadi di hutan hujan tropis yang terletak didataran tinggi. Pegunungan diperbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara , di punggung gunung perbatasan antara Sulawesi Tengah , dan Sulawesi Tenggara sering tercatat angka kelembaban relatif 100% terutama terjadi pada suhu udara mencapai minimum dipagi hari.

Curah Hujan

Curah hujan dinyatakan sebagai tinggi air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi, dan infiltrasi kedalam tanah. Curah hujan merupaka ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 mm, artinya dalam luasan 1 meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 mm atau tertampung air sebanyak 1 liter. Curah hujan kumulatif merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu kumulatif tersebut. Dalam periode musim, rentang waktunya adalah rata-rata panjang musim pada masing-masing daerah perkiraan musim.