Skip to main content

Ekspedisi seru : Curug Sabuk

Selasa, 12 Maret 2013 kami komunitas APRAK (Apresiasi Alam dan Kreatifitas) mencoba melakukan ekspedisi ke Curug Sabuk di wilayah Sumedang. Kami sebut ekspedisi, karena memang di antara kami belum pernah ada yang pernah menginjakan kaki disana. Informasi yang kami dapat pun cukup simpang siur, sebagian mengatakan lokasi curug tersebut berada di wilayah gunung Kareumbi, sebagian lagi bilang berada di desa Sukajaya, ada juga yang mengatakan di desa Margamekar.
Berbekal informasi tersebut, akhirnya kami meluncur menuju lokasi. Perjalanan dimulai dari Halte SAMSAT Sukarno-Hatta Bandung (deket carefour Kiaracondong) menuju terminal DAMRI Tanjungsari Sumedang. Dari Tanjungsari perjalanan dilanjut dengan menggunakan angkot menuju Dusun Nangorak Desa
Margamekar. Ternyata dari sinilah start point menuju curug sabuk. Menurut informasi, Curug Sabuk terletak di sebuah bukit yang oleh masyarakat setempat disebut gunung Kedil.
image
Halte TMB SAMSAT
Dari Nangorak, perjalanan dilanjut dengan berjalan kaki kearah barat daya memutar ke selatan menelusuri pinggiran bukit. Di sebelah kanan terbentang pesawahan terasering yang tersusun rapi membentuk petak-petak bertingkat seperti tangga. Tepat disebelah kiri mengalir sungai kecil yang berfungsi untuk mengairi (irigasi) pesawahan masyarakat setempat.
IMG01216-20130312-1048
Hamparan Terasering

image
Sungai Kecil Nan jernih
Tidak hanya keindahan alamnya yang memikat hati, tapi keramahan masyarakat nya juga begitu menawan. Senyuman dan sapaan hangat selalu kami dapat dari setiap pertemuan kami dengan mereka. Ada beberapa curug kecil yang dapat ditemui di sepanjang perjalanan.
image
Curug Mini
Setelah kurang lebih setengah jam perjalanan, hamparan pesawahan terasering mulai berganti dengan hutan lebat. Vegetasi yang tumbuh pun sangat beragam, mulai dari rumpun bambu sampai tumbuhan paku berkembang disini.
image
Hutan “warisan Tuhan, tanggung jawab kita”
Satu jam perjalanan, kami menjumpai sebuah jembatan kecil dan sekaligus sebagai tanda bahwa kami harus berbelok ke kiri memasuki hutan yang sebenarnya, dan pendakianpun dimulai.
Perjalanan selanjutnya adalah menelusuri punggungan bukit/ gunung Kedil, medannya tidak begitu berat tapi cukup berbahaya. Berbahaya karena banyak jalur-jalur yang disebelah kiri atau kanannya jurang. Disini vegetasi yang mendominasi adalah salak dan rotan, jadi kami harus ekstra hati-hati terhadap duri-duri pohonnya.
image 
Jalur ini tenyata oleh masyarakat setempat di sebut sebagai “kandang bagong” atau kalau diartikan berarti sarang babi hutan. Tidak heran,kami sempat bertemu dengan para pemburu hutan.
image
Para pemburu
Sepanjang perjalanan kami menemui sungai dan menyeberanginya sebanyak 4 kali, saat cuaca cerah arus air sangat bersahabat. Apalagi kondisi airnya masih sangat bersih. Tapi pada saat kondisi hujan arus yang begitu tenang berubah menjadi sangat berbahaya.
image
Sungai Terakhir
Sekitar 2 jam berikutnya, vegetasi berganti menjadi kumpulan rumpun bambu betung. Rimbunnya hutan bambu membuat suasana agak sedikit serem. Tapi ini hanya sebentar, karena setengah jam kemudian kita akan bertemu dengan tujuan akhir dari ekspedisi, yaitu Curug Sabuk….
image
image

















image
Curug Sabuk
Penampakan curug sabuk adalah dua buah air terjun yang bersumber air satu di atasnya dan bercabang menjadi dua seolah-olah melingkari sebuah bukit, mungkin karena inilah curug tersebut dinamai curug sabuk.
Kalau orang-orang bilang curug ini jarang di kunjungi, mungkin memang benar adanya. Hal ini terlihat dengan masih alaminya kondisi sekitar curug dan jernih airnya. Bahkan masyarakat sekitar Sumedang pun banyak yang tidak tahu keberadaan curug tersebut.
Demikianlah cerita ekspedisi kami, dan buat temen-temen yang akan berkunjung ke Curug Sabuk, jangan lupa ajak-ajak kami ya…. :D
Salam Apresiasi,,
Para Personil :
Sentot Utama, Santo Kenthus, B Edi Nugroho, Jamal, Rizal Maulana Yusuf, Ray Daniel, Adi, Arini Al-Haq, Eli Meiva, Erma R, Evi, Hani Rahmawati, Inten, Puja dan Puji

Comments

  1. akses menuju curuk sabuk nya ada petunjuk nya ngk ? takut nyasar ntr ngk nyampai ke curuk nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Petunjuk jalan satu-satunya hanya jalan setapak, hapunten responnya telat..
      Apa sudah dicoba berkunjung kesana ?

      Delete
  2. cukup keren sepertinya,,,
    sensasi petualangan nya terasa bangett,,
    ya gw akan coba kesana....

    ReplyDelete
  3. ngalamin tersesat d htan salak 1 mlm,sblm nyampe k curug sabuk..

    ReplyDelete
  4. Best casinos in Las Vegas (2021) - MapYRO
    Play at the best 의정부 출장안마 Las Vegas casinos in 2021. MapYRO has the highest RTP and the most Vegas slots. 군포 출장샵 Check 공주 출장샵 out 화성 출장샵 the most popular slots in Las Vegas right 영주 출장안마 here.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hutan Rawa dan Hutan Mangrove

  A. Hutan Rawa Pada umumnya hutan rawa ditemukan disekitar danau atau sungai tenang yang terlindung, pada pinggiran air tergenang, dan dalam lekuk. Hutan dalam rawa gelagah demikian itu serupa dengan rawa iklim sedang dan biasanya terdiri dari tumbuhan monokotil tegak, seperti misalnya spesies gelagah ( Phragmites ), papirus ( Cyperus Papyrus ), ekor kucing ( Typha ). Akar tumbuhan ini terendam, sedangkan tunasnya berada jauh diatas permukaan air. Akar dan tunasnya yang terendam air mempunyai rongga udara untuk membantu pengudaraan. Vegetasi rawa menghuni habitat berair tawar, pH masam sampai sangat masam dan jarang terdapat pH sampai 6, kecuali pada saat kondisi setelah hujan. Permukaan air yang turun naik menyebabkan terjadinya pengeringan tanah secara periodik yang membantu proses perubahan kimia tanah atau mempercepat laju dekomposisi bahan organik.

Curah Hujan

Curah hujan dinyatakan sebagai tinggi air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi, dan infiltrasi kedalam tanah. Curah hujan merupaka ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 mm, artinya dalam luasan 1 meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 mm atau tertampung air sebanyak 1 liter. Curah hujan kumulatif merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu kumulatif tersebut. Dalam periode musim, rentang waktunya adalah rata-rata panjang musim pada masing-masing daerah perkiraan musim.

Aliran Permukaan, Evaporasi dan Infiltrasi

Pada artikel sebelumnya, yaitu tentang curah hujan sempat di singgung tentang aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi. Ketiga hal tersebut akan selalu terjadi didalam suatu siklus hidrologi. Secara sederhana, aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi di artikan sebagai proses mengalirnya bagian dari curah hujan diatas permukaan tanah, proses penguapan dan penyerapan air kedalam tanah. Pengertian aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi adalah sebagai berikut : Aliran Permukaan Aliran permukaan merupakan bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan tanah menuju sungai, danau dan lautan (Asdak, 1995) . Menurut Arsyad (2010) , aliran permukaan adalah air yang mengalir diatas permukaan tanah dan mengangkut bagian-bagian tanah. Aliran permukaan terjadi apabila intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah, dalam hal ini tanah telah jenuh air. Sifat aliran permukaan seperti jumlah atau volume, laju atau kecepatan, dan gejolak aliran permukaan menentukan k