Skip to main content

Camping Saat Pandemi, Kenapa Tidak ?


Kegiatan luar ruangan (outdoor) yang paling menenangkan jiwa, me re-fresh otak, dan menignspirasi ya Camping kalau menurut saya.

Namun dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, pertanyaan nya adalah, seberapa aman kegiatan ini ?

Kabar baiknya untuk anda, kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan di luar ruangan yang relatif lebih aman untuk anda lakukan. Aman disini bukan berarti tanpa resiko, dengan kondisi seperti sekarang ini resiko terpapar COVID-19 akan selalu ada, seberapapun kecilnya.

Lalu seberapa besar resikonya jika anda akan tetap berkemah ?

Dilansir dari laman CNN, pada bulan juni lalu situs berita MLive berkonsultasi dengan empat pakat kesehatan masyarakat di Michigan yang secara kolektif menilai 36 kegiatan berdasarkan tingkat resiko yang diperkirakan secara profesional.

Masing-masing membuat penilaian beserta hasilnya.

Pada skala 1 sampai 10, dengan 10 sebagai tingkat resiko tertinggi, camping memiliki nilai 3. Ini nilai yang relatif rendah yaitu setara dengan bermain Golf atau membeli makanan di toko dengan mengikuti protokol pencegahan COVID-19.

Menurut salah satu dari empat pakar tersebut yaitu Dr. Matthew Sims - direktur penelitian penyakit menular di Beaumont Health Michigan - ada beberapa faktor yang membuat berkemah menjadi salah satu kegiatan yang memiliki resiko lebih rendah diantaranya :

Kegiatan di lakukan di luar Ruangan.

Salah satu kelebihan camping adalah kegiatannya kebanyakan dilakukan di luar ruangan. Berbeda dengan kegiatan lain yang kebanyakan dilakukan didalam ruangan seperti misalnya ke bar yang memiliki ruang sempit dengan banyak orang berkerumun di dalam ruangan. Ini akan menjadi lingkungan yang cocok untuk penyebaran virus semisal COVID-19. Kegiatan seperti ini bernilai 9 dalam skala resiko diatas.

Seiring waktu, area tertutup cenderung dipenuhi oleh virus. Sedangkan di luar ruangan virus dapat menyebar dengan lebih mudah.

Misalnya saja ada seseorang yang batuk, udara di luar ruagan tidak ada akan dipenuhi oleh virus.

Bisa di lakukan dalam kelompok kecil.

Solo trips atau berkemah bersama orang-orang yang kesehariannya tinggal bersama anda merupakan cara terbaik yang bisa dipilih saat ini.

Melakukan kegiatan ini dengan kelompok yang lebih besar akan meningkatkan resiko, yang pasti tidak akan seaman jika dibandingkan dengan bersama keluarga yang tinggal serumah. Interaksi dengan orang-orang dari luar atau tidak tinggal bersama anda sehari-hari sangat berpotensi membuat anda terpapar infeksi COVID-19.

Harus anda ingat, saat camping kita sudah terbiasa berbagi, baik itu tempat, makanan, ataupun yang lainnya.

Apa saja yang harus di hindari ?

 Ada beberapa kebiasaan yang dilakukan saat camping yang jika di lakukan saat ini beresiko terpapar COVID-19, diantaranya seperti ini :

Bernyanyi bersama di sekitar api unggun. Kegiatan ini berpotensi menyebarkan virus di udara. Inilah bahaya nya, tapi jika anda tetap tidak ingin kehilangan moment ini, kita bisa memperkecil resikonya dengan tetap menjaga jarak.

Berkerumun di sekitar api unggun. Asap dari api dapat menyebabkan batuk, jika kebetulan yang batuk ini adalah orang yang terinfeksi, maka virus akan segera menyebar.

Berbagi makanan bersama. Ini sudah kita singgung sebelumnya, resiko semakin tinggi jika kita berbagi makanan dengan orang-orang yang kita tidak tahu riwayat kesehariannya.

Selain ketiga hal diatas, tetap berpegang dengan protokol kesehatan terkait COVID-19 harus selalu kita perhatikan. Jaga jarak, jaga kebersihan, dan menggunakan masker menjadi hal yang wajib saat ini.

Ingat, masker dan Hand sanitizer harus menjadi prioritas dalam perbekalan anda !!

Referensi : edition.cnn.com

Comments

Popular posts from this blog

Hutan Rawa dan Hutan Mangrove

  A. Hutan Rawa Pada umumnya hutan rawa ditemukan disekitar danau atau sungai tenang yang terlindung, pada pinggiran air tergenang, dan dalam lekuk. Hutan dalam rawa gelagah demikian itu serupa dengan rawa iklim sedang dan biasanya terdiri dari tumbuhan monokotil tegak, seperti misalnya spesies gelagah ( Phragmites ), papirus ( Cyperus Papyrus ), ekor kucing ( Typha ). Akar tumbuhan ini terendam, sedangkan tunasnya berada jauh diatas permukaan air. Akar dan tunasnya yang terendam air mempunyai rongga udara untuk membantu pengudaraan. Vegetasi rawa menghuni habitat berair tawar, pH masam sampai sangat masam dan jarang terdapat pH sampai 6, kecuali pada saat kondisi setelah hujan. Permukaan air yang turun naik menyebabkan terjadinya pengeringan tanah secara periodik yang membantu proses perubahan kimia tanah atau mempercepat laju dekomposisi bahan organik.

Curah Hujan

Curah hujan dinyatakan sebagai tinggi air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi, dan infiltrasi kedalam tanah. Curah hujan merupaka ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 mm, artinya dalam luasan 1 meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 mm atau tertampung air sebanyak 1 liter. Curah hujan kumulatif merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu kumulatif tersebut. Dalam periode musim, rentang waktunya adalah rata-rata panjang musim pada masing-masing daerah perkiraan musim.

Aliran Permukaan, Evaporasi dan Infiltrasi

Pada artikel sebelumnya, yaitu tentang curah hujan sempat di singgung tentang aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi. Ketiga hal tersebut akan selalu terjadi didalam suatu siklus hidrologi. Secara sederhana, aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi di artikan sebagai proses mengalirnya bagian dari curah hujan diatas permukaan tanah, proses penguapan dan penyerapan air kedalam tanah. Pengertian aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi adalah sebagai berikut : Aliran Permukaan Aliran permukaan merupakan bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan tanah menuju sungai, danau dan lautan (Asdak, 1995) . Menurut Arsyad (2010) , aliran permukaan adalah air yang mengalir diatas permukaan tanah dan mengangkut bagian-bagian tanah. Aliran permukaan terjadi apabila intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah, dalam hal ini tanah telah jenuh air. Sifat aliran permukaan seperti jumlah atau volume, laju atau kecepatan, dan gejolak aliran permukaan menentukan k