Skip to main content

Kelembaban Udara

Lingkungan hutan tropis juga dicirikan dengan kelembaban udara yang tinggi. Dalam beberapa kasus, kelembaban udara dapat mencapai titik embun, yaitu kandungan air mencapai jenuh diudara.

Di Indonesia kelembaban udara relatif rata-rata 80%. Kelembaban tertinggi misalnya terjadi di hutan hujan tropis yang terletak didataran tinggi. Pegunungan diperbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara, di punggung gunung perbatasan antara Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara sering tercatat angka kelembaban relatif 100% terutama terjadi pada suhu udara mencapai minimum dipagi hari.

Kelembaban udara relatif sebenarnya hanya salah satu bentuk untuk menyatakan kandungan uap air diudara. Kelembaban udara juga dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak dan defisit tekanan uap air. Kelembaban udara relatif adalah perbandingan antara kandungan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya sesuai dengan kapasitas udara menampung uap air. 

Jika kandungan uap air diudara diekspresikan sebagai tekanan uap air aktual clip_image002 dan kapasitas udara menampung uap air adalah tekanan uap jenuh clip_image004 maka perbandingan keduanya merupakan perbandingan relatif, sehingga disebut sebagai kelembaban udara relatif (RH, Relative humidity). Satuan perbandingan tersebut menggunakan persen (%).

clip_image002[5]

Jika clip_image002[7] = clip_image004[4], maka clip_image006 sehingga RH = 100%. Tekanan uap jenuh atau kapasitas udara menampung uap air sangat ditentukan oleh suhu udara. Suhu udara yang tinggi menampung uap air yang lebih banyak daripada suhu udara yang rendah, atau nilai clip_image002[8] akan semakin besar dengan meningkatnya suhu udara. 

Jadi, pada nilai clip_image002[9] yang tetap, nilai RH akan semakin kecil jika suhu udara meningkat, kebalikannya nilai RH akan semakin besar jika suhu udara turun. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa pada pagi atau dini hari, saat suhu udara mencapai minimum dihutan hujan tropis, nilai RH dapat mencapai angka maksimum 100%. Pada saat itu tercapai titik embun. Jika suhu terus menurun maka terjadi kondensasi yang mengubah uap air diudara menjadi butiran air.
Kelembaban mutlak menyatakan kandungan uap air yang ada diudara. Dari kandungan uap air tersebut dapat diukur massa uap air atau tekanannya. 

Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Berdasarkan pertimbangan praktis dan alat yang digunakan untuk pengukuran kelembaban udara maka pernyataan kelembaban yang sering digunakan adalah kelembaban udara relatif.


Namun demikian, defisit tekanan uap air lebih banyak berhubungan dengan neraca air bagi tumbuhan dan lebih-lebih vegetasi. Tumbuhan harus menjaga agar air tetap tersedia dari ujung akar hingga ke puncak kanopi atau tajuk, selain itu air ditranspirasikan melalui stomata didaun. Jumlah air yang dapat ditranspirasikan tergantung pada defisit tekanan uap air.

Kelembaban udara mempunyai kisaran tempat dan waktu. Kisaran menurut tempat sebenarnya merupakan fungsi perubahan kelembaban udara berdasarkan perubahan suhu serta ketersediaan air yang menjadi sumber kandungan uap air diudara. Tempat yang mempunyai ketersediaan air yang tinggi serta suhunya panas, seperti di Kalimantan cenderung mempunyai kelembaban udara yang tinggi. Lebih-lebih jika tempat tersebut terletak cukup tinggi dari permukaan laut. Pada kasus elevasi tinggi tersebut, kelembaban udara meningkat karena suhu ditempat tersebut relatif rendah.

Kisaran kelembaban udara juga terjadi menurut perbedaan waktu. Dipagi atau dini hari tercapai kelembaban udara mendekati maksimum harian, sedangkan ditengah hari terukur kelembaban udara yang mendekati minimum harian. Perubahan tersebut juga tidak terlepas dari perbedaan suhu udara harian.

Secara umum kelembaban udara dihutan hujan tropis pada malam hari mendekati titik embun, sedangkan disiang hari pada saat musim kemarau kelembaban terendah dapat mencapai 55% atau pada saat tertentu bisa lebih rendah. 

Bahkan di Bogor yang terkenal sebagai daerah dengan curah hujan tinggi di Indonesia, pernah tercatat kelembaban udara terendah 28%. Kelembaban udara minimum lainnya yang pernah tercatat dikawasan tropis, misalnya di Pontianak 35% atau di Kongo 56%, Uganda 42%, serta Nigeria 11% (Richard’s, 1957).


Sumber : BMP Ekologi Hutan Tropis

Comments

  1. gan gimana kalo RH nya > 100 % ?

    ReplyDelete
  2. Artinya itu kondisi banjir, Gan. He he he...

    ReplyDelete
  3. Artinya itu kondisi banjir, Gan. He he he...

    ReplyDelete
  4. Bagaimana cara menghubngkan nilai kelembaban relatif dilapangan, dengan nilainl ilai atau indeks kelembaban (-1, 0, +1) , hasil pengukuran citra

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hutan Rawa dan Hutan Mangrove

  A. Hutan Rawa Pada umumnya hutan rawa ditemukan disekitar danau atau sungai tenang yang terlindung, pada pinggiran air tergenang, dan dalam lekuk. Hutan dalam rawa gelagah demikian itu serupa dengan rawa iklim sedang dan biasanya terdiri dari tumbuhan monokotil tegak, seperti misalnya spesies gelagah ( Phragmites ), papirus ( Cyperus Papyrus ), ekor kucing ( Typha ). Akar tumbuhan ini terendam, sedangkan tunasnya berada jauh diatas permukaan air. Akar dan tunasnya yang terendam air mempunyai rongga udara untuk membantu pengudaraan. Vegetasi rawa menghuni habitat berair tawar, pH masam sampai sangat masam dan jarang terdapat pH sampai 6, kecuali pada saat kondisi setelah hujan. Permukaan air yang turun naik menyebabkan terjadinya pengeringan tanah secara periodik yang membantu proses perubahan kimia tanah atau mempercepat laju dekomposisi bahan organik.

Curah Hujan

Curah hujan dinyatakan sebagai tinggi air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi, dan infiltrasi kedalam tanah. Curah hujan merupaka ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 mm, artinya dalam luasan 1 meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 mm atau tertampung air sebanyak 1 liter. Curah hujan kumulatif merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu kumulatif tersebut. Dalam periode musim, rentang waktunya adalah rata-rata panjang musim pada masing-masing daerah perkiraan musim.

Aliran Permukaan, Evaporasi dan Infiltrasi

Pada artikel sebelumnya, yaitu tentang curah hujan sempat di singgung tentang aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi. Ketiga hal tersebut akan selalu terjadi didalam suatu siklus hidrologi. Secara sederhana, aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi di artikan sebagai proses mengalirnya bagian dari curah hujan diatas permukaan tanah, proses penguapan dan penyerapan air kedalam tanah. Pengertian aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi adalah sebagai berikut : Aliran Permukaan Aliran permukaan merupakan bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan tanah menuju sungai, danau dan lautan (Asdak, 1995) . Menurut Arsyad (2010) , aliran permukaan adalah air yang mengalir diatas permukaan tanah dan mengangkut bagian-bagian tanah. Aliran permukaan terjadi apabila intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah, dalam hal ini tanah telah jenuh air. Sifat aliran permukaan seperti jumlah atau volume, laju atau kecepatan, dan gejolak aliran permukaan menentukan k